Dito Ganinduto Yakin Pemerintah Mampu Atasi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Wakil ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto saat di wawancara di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (05/9/2018). Foto : Runi/Man
Wakil ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto mengatakan pelemahan nilai tukar mata uang rupiah tidak perlu diributkan dan dijadikan spekulasi. Ia yakin, pemerintah sudah mempunyai cara-cara dalam mengantisipasi masalah tersebut. Menurutnya, hal ini ada pengaruh dari eksternal, seperti perang dagang.
“Ada pengaruh dari perang dagang. Pelemahan yang sama juga menimpa Argentina dan Turki. Jadi di semua negara juga ada pelemahan, tetapi masalah ini juga tidak bisa dianggap enteng, harus dianggap cukup serius. Tapi tidak usah panik dan tidak usah melakukan suatu spekulasi apapun juga,” kata Dito di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (05/9/2018).
Politisi Partai Golkar ini menyampaikan, dalam menangani masalah tersebut pemerintah mempunyai cara, antara lain dengan mengurangi impor BBM, salah satunya dengan menggunakan B20 untuk solar, dan meningkatkan ekspor produk dalam negeri.
“Pemerintah sudah menyikapi ini dan sudah mengambil beberapa tindakan antara lain mengupayakan mengurangi impor BBM, salah caranya adalah dengan menggunakan B20 untuk solar. Itu bisa mengurangi impor BBM yang cukup banyak. Kemudian meningkatkan ekspor produk dalam negeri,” paparnya.
Lebih lanjut politisi dapil Jawa Tengah ini berpendapat, dalam membantu pemerintah, Komisi VI DPR RI juga sudah meningkatkan anggaran pada Kementerian Perdagangan dan mengontrol harga-harga sembako dan bahan baku utama, dengan mengoptimalkan Bulog serta mengoptimalkan agar tidak ada kenaikan BBM dan kenaikan listrik.
“Kita dengan Kementerian Perdagangan sudah meningkatkan anggaran untuk melakukan pengawasan barang-barang impor. Kemudian mengontrol harga bahan baku utama dengan mengoptimalkan Bulog. Apabila ada kenaikan, harus ditambah suplainya. Jangan sampai suplainya kurang dari demand. Itu yang menyebabkan harganya naik. Kemudian dari sektor energi, jangan sampai ada kenaikan listrik dan BBM,” paparnya. (tn/sf)